4 Macam Pelaporan Amal Manusia

2 min read

Pelaporan Amal Manusia terjadi dalam beberapa waktu, sedangkan pada Bulan Sya’ban pelaporan tersebut memiliki kekhususan. Berikut penjelasannya dalam kitab Maa Dzaa Fii Sya’ban

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Pelaporan Amal di Bulan Sya’ban

Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah bulan dilaporkannya amal manusia. Pelaporan amal ini bersifat lebih besar dan lebih luas (dari pada pelaporan lain, yakni pelaporan amal harian dan mingguan). Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, dari Usamana bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma berkata : aku bertanya : “Wahai Rasulullah, mengapa saya melihat tuan berpuasa di bulan Sya’ban (lebih sungguh sungguh) dibandingkan puasa tuan di bulan bulan yang lain ?”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Demikian itu karena bulan ini kebanyakan manusia melupakannya, (sebab terletak) di antara Rajab dan Ramadlan, maka aku pun berpuasa (pada bulan Sya’bân).[1] Pada bulan ini juga seluruh amal anak-anak Âdam di haturkan kepada Allâh robbul ‘alamin, Aku ingin ketika amal-amalku dihadapkan kepada Allâh, aku sedang dalam keadaan berpuasa”. Berkata al-Mundziri, Hadits ini diriwayatkan Imam Nasai.

Aku (Sayid Muhammad bin Alwi Al-Mailiki) berkata : Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad di dalam Musnad Imam Ahmad.

Pelaporan amal ini tidak hanya pada bulan Sya’ban saja. Di riwayatkan dalam hadits-hadits yang mulia, yang menunjukkan berulang-ulangnya pelaporan amalan pada waktu waktu yang lain, yang kesemuanya tidak saling me-nafi-kan (tidak saling bertentangan). Karena sesungguhnya setiap pelaporan amal itu mengandung hikmah yang melekat di dalamnya.

Adapun waktu-waktu pelaporang amal tersebut adalah :

  1. Pelaporan Amal Setiap Siang dan Malam

Dalam Shahih Muslim disebutkan, dari Abu Musa Rashiyallahu ‘Anhu berkata : “Berdirilah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di seraya mengucapkan 5 kalimat :

  • Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla itu tidak tidur, dan tidak mungkin tidur
  • Allah Maha Berkuasa merendahkan dan meninggikan timbangan (maksudnya merendahkan dan meninggikan amal atau rizki untuk hamba-hambaNya)
  • Diangkat kehadirat-Nya amal malam hari sebelum amal siang hari,
  • dan dilaporkan kepada-Nya amal siang hari sebelum amal malam hari
  • Hijab-Nya adalah cahaya, jika hijab itu dibuka, niscaya terbakarlah seluruh makhluk

Imam al-Munawi berkata : Arti pelaporan amal dalam hadits di atas adalah amal yang dilakukan siang hari (amal sejak terbit matahari, sampai terbenam), dilaporkan pada permulaan malam, dan amal yang dilakukan pada malam hari (sejak matahari terbenam sampai terbit) dilaporkan pada permulaan siangnya.

Sesungguhnya malaikat hafadhoh (malaikat penjaga yang bergantian siang dan malam), akan naik dengan membawa amal-amal malam hari setelah berakhirnya waktu malam (maksud nya masuk awal pagi), dan mereka naik dengan membawa amal-amal siang hari setelah berakhirnya siang (maksudnya masuk awal malam / setelah matahari terbenam).

Kesimpulan yang demikian itu karena Imam Al-Munawi merujuk kepada hadits yang diriwayatkan dalam Shohihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : “Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : “Bergantian para malaikat (yang mencatat amal manusia) di malam hari dengan malaikat pencatat amal siang hari. Mereka berkumpul/ bertemu di waktu shalat shubuh dan shalat ashar.

Maka malaikat yang semalaman bersama kalian (mencatat amal amal kalian), akan naik, lalu Allah Tuhan mereka bertanya, dan sesungguhnya Dia adalah Dzat yang Maha Mengetahui, “Bagaimana keadaan hamba-hambaKu ketika engkau tinggalkan dan ketika engkau datang kepadanya?”

Para malaikat itu menjawab, “Hamba tinggalkan mereka sedang mendirikan shalat dan saat hamba datang pun mereka sedang mendirikan shalat”.

Baca juga : Dua Malaikat yang Mendapat Tugas Aneh dari Allah

Imam Al-Mundziri dalam kitab Targhib berkata : Hadits tersebut di atas juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Huzaimah dalam kitab shahihnya.

“Para malaikat yang bertugas menulis “amal malam hari” dan “amal siang hari” berkumpul di waktu shalat shubuh dan ashar. Mereka bertemu ketika shalat shubuh, kemudian malaikat yang bertugas malam hari naik, sedangkan malaikat yang bertugas siang hari menjalankan tugasnya.

Dan mereka juga bertemu di waktu shalat ashar, kemudian malaikat yang bertugas siang hari naik, sedangkan malaikat yang bertugas malam hari menjalankan tugasnya.

Lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka : “Bagaimana keadaan hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan ?”

Mereka menjawab, “Ketika kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat. Dan ketika kami meninggalkan mereka, mereka pun sedang mendirikan shalat. Mohon berkenan Tuan mengampuni mereka kelak di hari pembalasan”.

Wahai orang yang beriman, camkanlah dengan mantap dalam diri kalian, bahwasanya malaikat selalu bersama kalian di waktu malam dan siang. Mereka terus menerus memantau dan mencatat amal kalian. Dan mereka menghaturkannya kepada Tuhan yang Maha Maha Perkasa lagi Agung.

[Demikian penjelasan tentang pelaporan amal setiap hari di awal pagi dan di awal malam. Hal demikian mendorong kita untuk mengisi siang dan malam kita dengan kebaikan. Terutama, ketika pergantian malam menuju siang –setelah shalat shubuh-, dan pergantian siang menuju malam – menjelang matahari terbenam sampai masuk waktu maghrib – agar kita mengisinya dengan ibadah]

[1] Maksudnya kebanyakan manusia sangat memerhatikan puasa Rajab karena fadhilahnya dan Ramadlan karena kewajibannya, sehingga bulan Sya’ban yang berada di antara Rajab dan Ramadlan kurang diperhatikan.

Wallahu A’lam
Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamin

Kertanegara, MQNaswa, 03 April 2021
Wawan St

 

Pengajian sebelumnya baca : https://www.mqnaswa.id/perpindahan-kiblat-di-bulan-syaban/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *