Hukum Wanita berziarah ke Kubur
Bismillahir rahmanir rahim
Pertanyaan:
Benarkah hukum wanita berziarah ke kubur dilarang? Benarkah pula larangan tersebut berlaku bagi semua wanita? Santriwati PPRU I Malang
Jawaban:
Ada sekian banyak hadis yang menjelaskan bolehnya wanita melakukan ziarah kubur. Misalnya Rasulullah Saw berjumpa dengan seorang wanita yang berziarah ke kubur anaknya seraya menangis, Rasulullah berkata kepadanya:
أخرج البخاري أن النبي مر بامرأة تبكي عند قبر صبي لها، فقال : إتقي الله واصبري
“Takutlah kepada Allah, dan bersabarlah” (HR al-Bukhari No 1252) Dalam hadis ini Rasulullah tidak melarangnya berziarah.
Dalam riwayat lain Aisyah, istri Rasulullah pernah bertanya:
عن عائشة قالت : كيف أقول يا رسول الله إذا زرت القبور؟ قال : قولي السلام عليكم أهل الديار المؤمنين – الحديث (رواه مسلم)
“Wahai Rasulullah, apa yang saya ucapkan saat saya ziarah kubur?” Nabi menjawab: “Ucapkanlah Salam kedamaian bagi kalian…” (HR Muslim No 2301)
Begitu pula riwayat Aisyah:
عن عبد الله بن ابي مليكة، أن عائشة أقبلت ذات يوم الى المقابر، فقلت لها : يا أم المؤمنين، من أين أقبلت؟ فقالت : من قبر أخي عبد الرحمن. فقلت لها : أليس كان ينهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن زيارة القبور؟ قالت : نعم، كان نهى عن زيارة القبور، ثم أمر بزيارتها (رواه الحاكم في المستدرك رقم ١٣٩٢)
“Dari Abu Mulaikah, ia berjumpa dengan Aisyah dan bertanya: “Darimana engkau wahai Ibu kaum mukminin?” Aisyah menjawab: “Dari kubur saudaraku, Abdurrahman”. Ia bertanya: “Bukankah Rasulullah melarang ziarah kubur?” Aisyah menjawab: “Ya, Rasulullah melarangnya, tapi kemudian Rasulullah memerintahkan ziarah kubur” (HR al-Hakim No 1392)
Begitu pula Sayidah Fatimah, putri Rasulullah:
إن فاطمة كانت تزور قبر عمها حمزة كل جمعة (رواه عبد الرزاق في المصنف عن جعفر بن محمد عن ابيه ٦٧١٣)
“Berziarah ke makam pamannya, Hamzah (di Gunung Uhud) setiap Jumat” (Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf No 6713)
Memang ada sebuah hadis:
عن أبي هريرة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن زوارات القبور (رواه أحمد وابن ماجه والترمذي)
“Rasulullah Saw melaknat wanita yang banyak ziarah kubur” (HR Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Namun larangan ini ditujukan kepada wanita yang berziarah kubur dengan tujuan meratapi mayit, mengabaikan kewajibannya sebagai istri, menjerit histeris di kuburan dan sebagainya.
Sementara pendapat yang menghukumi haram bagi wanita untuk ziarah kubur, dibantah oleh Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’; bahwa hal itu adalah pendapat yang Syadz (kontroversi) dalam Madzhab Syafi’iyah.
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin
_______________
Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
_______________
Ubaidillah Fadhil Rohman
Mengenai siksa kubur baca di : https://www.mqnaswa.id/siksa-kubur/