Humor Gus Dur : Tolong Semua Ketawa

1 min read

Kisah Humor Gus Dur di Luar Negeri

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Gus Dur memiliki jaringan yang sangat luas, dari daratan padang pasir sampai daratan bersalju, dari negeri di benua Asia, sampai Eropa, Amerika bahkan Afrika. Keistimewaan beliau adalah bisa diterima dari semua orang itu. Semakin luar biasa lagi jika kita melihat beliau pun “bisa” ceramah di hadapan orang-orang kampung di pelosok pelosok Indonesia.

Beliau menguasai berbagai macam bahasa asing, tapi yang lebih dari itu semua, beliau menguasai bahasa kemanusiaan. Maka pidatonya menjadi sangat dinantikan di berbagai forum, lokal, nasional dan internasional.

Gus Dur juga sangat terkenal membuat lelucon. Tapi yang istimewa dari lelucon para ulama adalah mereka sering “tega” mentertawai diri mereka sendiri. Tidak seperti lelucon “zaman Now” yang letak kelucuannya sering karena mengejek orang lain.

Di antara humor Gus Dur model “lawwamah” (mengejek diri sendiri) adalah pertemuannya dengan Gus Miek, seorang Kiai Kharismatik yang bernama lengkap KH. Hamim Jazuli, putera Kiai Jazuli dari Pesantren Ploso, Jawa Timur.

Ketika bertemu, Gus Dur nampak serius dan berkata Gus Miek, “Indonesia ini sedang Gawat Gus kalau tidak segera dicegah bisa bahaya”. Keduanya memang saling memanggil Gus, indah sekali. Sama sama Kiai besar tapi hanya dipanggil “Gus”.

Gus Miek dengan ringan menjawab, “Indonesia ini insya Allah akan baik saja. Semuanya akan beres. Yang belum beres cuma dua kok”

Gus Dur langsung penasaran, “Apa yang belum beres?”

“Ya saya sama sampeyan ini”. Spontan keduanya tertawa lepas. Ketegangan sirna, tapi ketemu makna terdalamnya. Itu luar biasa.

Gus Dur pun sesekali menceritakan humor yang menertawakan dirinya sendiri, misalnya suatu ketika dalam pidato resmi di Qatar, Gus Dur bicara panjang lebar dalam bahasa Inggris. Tapi sang penerjemah Cuma menerjemahkannya dengan satu kalimat, lalu hadirin tertawa terbahak bahak.

“Lho kok Cuma sedikit sekali terjemahannya” Tanya Gus Dur kepada penerjemah. “Apa yang anda katakan?”

“Ya, saya Cuma bilang, presiden Abdurrahman Wahid ini sedang melucu, lalu saya bilang tolong semua hadirin tertawa”.

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Kertanegara, Jum’at Pon, 22 Februari 2019 M / 17 Jumadil Akhir 1440 H (Repost)

Wawan Setiawan

Sumber : Ger ger an Gaya Gus Dur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *