Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin ke-30, Bab Kesusahan dan Ketakutan Hari Kiamat bag. 2 menceritakan kematian Malaikat Izrail
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Pada bagian sebelumnya dikatakan semua penghuni langit dan bumi mati, kecuali makhluk yang dikehendaki Allah untuk tetap hidup. Yakni malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Malakul maut (Izrail) Shalawatullahi ta’ala ‘alaihim.
Kemudian Allah ta’ala bertanya kepada Malaikat Maut : “Siapakah ciptaanku yang masih hidup ?” (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui).
Malaikat Maut menjawab, “Engkau wahai Tuhanku, Dzat yang Maha Hidup dan tidak akan mati. hambaMu yang masih hidup adalah Jibril, Mikail, Israfil, Malaikat yang menopang ‘arsy, dan hamba sendiri”.
Maka Allah memerintahkan agar malaikat Maut mencabut nyawa mereka semua. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam riwayat Al-Kalabi dan riwayat Muqatil.
Dikatakan dalam riwayat Muhammad bin Ka’ab dari seorang lelaki dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, “Ketika malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat penopang ‘arsy telah mati, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Wahai Malaikat Maut, siapakah yang masih hidup ?”
Malaikat Maut menjawab, “Engkau Dzat yang kekal tak akan mati dan hambaMu yang dloif Malakal Maut”.
“Wahai Malakal Maut, apakah engkau belum mendengar firmanKu :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap jiwa akan merasakan mati.
Engkau adalah makhluk ciptaanKu, matilah. Maka Malakal Maut pun mati karena perintah/ kehendak Allah ta’ala.
Dikisahkan dalam riwayat yang lain mengenai kematian Malaikat Izrail : Sesungguhnya Allah ta’ala memerintahkan Malakal Maut untuk mencabut nyawanya sendiri. Maka ia pun mendatangi suatu tempat antara syurga dan neraka.
Kemudian ia mencabut nyawanya sendiri. Ia menjerit sangat keras. Hingga jika semua makhluk yang hidup mendengar jeritannya, mereka semua pasti akan mati seketika. Saat itu Malakat Maut berkata, “Ya Allah, Jika saja hamba mengetahui betapa sakit, pahit dan pedih tercabutnya ruh seperti ini, pasti hamba akan lebih berhati hati dan lembut ketika mencabut ruh mukminin”.
Kemudian malaikat Izrail pun mati, hingga tidak tersisa satu pun dari makhluk Allah ta’ala yang masih hidup. Maka Allah ta’ala berkata, “Mana para Raja ? Mana anak anak Raja ? Mana orang-orang yang sombong dan congkak ? Mana orang-orang yang makan dari rizkiKu tapi menyembah selainKu ?”
Kemudian Allah ta’ala berfirman, “Siapa pemilik kerajaan langit dan bumi ? siapa yang paling berkuasa sekarang ?”.
Tidak ada satu pun yang menjawab, karena semua makhluk telah mati. Maka Allah menjawabnya sendiri, “Akulah Maha Raja langit dan Bumi yang Maha Kuasa, Al-Wahidil Qohhar, Maha Esa lagi Maha Perkasa”.
Kemudian Allah memerintahkan agar langit menurunkan hujan. Turunlah hujan yang rupa airnya seperti mani. Hujan turun selama 40 hari lamanya, sampai air itu mencapai 12 dzira’ tingginya. Dengan air itu Allah menumbuhkan makhluk seperti tumbuhnya tanaman hingga jasad mereka kembali sempurna seperti sebelumnya.
Kemudian Allah ta’ala berfirman kepada Israfil dan Malaikat ‘Arsya hingga mereka pun hidup kembali dengan perintah Allah. Allah ta’ala memerintahkan kepada malaikat Israfil untuk mengambil terompet dan meletakkan di mulutnya.
Allah ta’ala kemudian berfirman kepada Jibril dan Mikail hingga mereka berdua pun hidup kembali dengan perintah Allah. Lalu Allah memanggil seluruh arwah manusia, dan memerintahkan mereka berada di terompet Israfil.
Kemudian Allah memerintahkan Israfil untuk meniup terompetnya. tiupan kebangkitan. Maka keluarlah seluruh arwah dari dalam terompet seperti lebah yang memenuhi langit dan bumi. Arwah itu tertiup dan masuk ke dalam bumi tempat jasad mereka berada. Masuklah ruh itu ke dalam jasadnya kembali dan pecahlah bumi hingga jasad itu bisa keluar dari dalam bumi.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Aku adalah orang pertama yang dibukakan bumi agar aku bangkit (hidup) kembali”
Wallahu A’lam
Alhamdulillahi robbil ‘alamin
Kertanegara, Naswa, Wawan Setiawan,
Senin Kliwon, 16 Desember 2019 M / 19 Rabiul Akhir 1441 H
Baca bagian sebelumnya di : https://www.mqnaswa.id/saat-hari-kiamat-apakah-kekasih-ingat-pada-kekasihnya/