Kisah Nasruddin : Cara Tuhan menghukum Anak Nakal

1 min read

Kisah kesabaran Nasruddin menghadapi anak nakal dan kejenakaannya dalam mencari solusi

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Nasruddin selain sabar dalam menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat kepadanya, seperti pencuri, ia juga sabar dalam menghadapi sikap buruk siapapun, baik anak anak bahkan orang tua. Iapun sabar dalam menghadapi kejahilan / kenakalan remaja yang suka mengganggunya, karena Nasrudin memang seringkali menampilkan diri dengan gaya gaya yang nyleneh.

Mengenai Nasruddin dan pencuri dapat di baca di https://www.mqnaswa.id/kisah-nasrudin-pencuri-keledai/ dan https://www.mqnaswa.id/kisah-nasruddin-dan-pencuri-bayaran-sepekan/

Ada seorang anak (remaja) yang sama sekali tidak punya rasa hormat. Ia sering jail mengganggu teman temannya, bahkan kepada orang tua. Pada suatu hari ia pergi ke kedai kopi tempat Nasruddin dan orang-orang duduk duduk berbincang sambil minum kopi bersama. Dia datang kepada Nasruddin dan meminta sejumlah uang. Nasruddin pun memberinya sedikit uang miliknya. Bukannya berterima kasih, remaja itu malah menampar Nasruddin dengan keras sampai sampai sorban Nasruddin terjatuh.

Remaja itu kemudian pergi. Nasruddin hanya menahan marah seraya mengambil sorbannya dan mengenakkannya seperti semula.

“Nakalnya anak itu ! Mengapa engkau tidak memberinya pelajaran ?” salah satu temannya tidak bisa menahan diri. Nasruddin hanya diam dan meneruskan minum kopi.

Di hari berikutnya, remaja itu mendatangi Nasruddin di kedai kopi seperti kemarin. Ia tahu bahwa Nasruddin selalu menyempatkan ngopi dan ngobrol di kedai itu bersama orang-orang. Nasruddin yang suka bercanda selalu dapat menghangatkan suasana. Tapi semua temannya mengakui, Nasruddin itu bijaksana.

Si remaja itu meminta uang kepada Nasruddin lagi. Tapi hari itu Nasruddin tidak membawa uang. Ia minum kopi karena diajak dan ditraktir oleh temannya. Meskipun Nasruddin sudah menolah secara halus, remaja itu marah dan menampar Nasruddin lagi, hingga ikatan sorbannya terurai dan terjatuh ke tanah.

Dengan marah marah remaja itu pergi. Dan dengan kalem, Nasruddin memungut sorbannya, mengikat lagi di kepalanya. Teman temannya sangat kesal sudah.

“Nasruddin, anak itu sudah sangat nakal. Kamu seharusnya menghukum dia”. Hampir semua berkata seperti itu.

Nasruddin menjawab, “Itu bukan cara yang disukai Tuhan. Lagi pula belum waktunya”

“Apa maksudmu?”

“Tenang saja, kalian lihat saja nanti, bagaimana Tuhan menghukum anak nakal” jawab Nasruddin sambil melanjutkan minum kopi.

Seperti sudah diduga. Remaja nakal itu memang mengira Nasruddin adalah sasaran yang paling empuk. Ia terkenal tidak mudah marah. Maka remaja itu kembali lagi ke kedai kopi. Mendatangi tempat Nasruddin biasa duduk. Ketika dari belakang dia lihat lelaki yang duduk dengan sorban, tanpa ba bi bu, langsung ia pukul dengan keras dari belakang, “Hari ini kau bawa uang kan?”

Tidak dinyana, ketika lelaki itu berbalik, ternyata bukan nasruddin. Lelaki itu, berwajah keras, dan berwibawa. Ia langsung menempeleng anak itu dengan keras. Tangannya tampak kuat sekali. “Apa maksudmu !?”.

Terkejut bukan kepalang remaja itu langsung lari keluar dari kedai.

Ternyata, pada hari itu, kawan Nasruddin yang seorang tentara mengunjunginya. Maka Nasruddin mengajaknya minum kopi di kedai langganannya.  Sebagai bentuk rasa senang, Nasruddin berkata, “Pakailah sorbanku, dan duduk lah di tempatku”. Lalu Nasruddin meminta teman temannya menemani tentara itu ngobrol sementara Nasruddin pamit ke belakang. Dan betul saja, sesuai perkiraannya, remaja itu datang untuk mendapatkan “pelajaran” dari tentara.

 “Itulah cara Tuhan menghukum anak nakal” kata Nasruddin sambil tertawa. Semua temannya tergelak, apalagi mengingat momen ketika remaja nakal itu terkejut dan takut melihat wajah tentara dan ketika sadar ternyata dia “salah alamat”.

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamin

Kertanegara, Kamis Legi, 7 Maret 2019 M / 30 Jumadil Akhir 1440 H

Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *