Bersama Ust. Hambali Ahmad
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi hidayah kepada kita untuk membaca dan mendapatkan cahaya kitabNya, Dia telah mengutamakan kita atas sekalian umat dengan menganugerahkan kepada kita, kekasihNya yang paling mulia (Sayidina Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Semoga pujian ini adalah pujian yang menarik Ridlo Allah, dan menarik “simpanan-simpanan” anugerah pemberianNya. Semoga pujian ini juga menjadikan kita termasuk golongan hambaNya yang bersyukur atas segala kenikmatan kenikmatanNya, mengenal para kekasihNya serta mengenal berbagai macam pemberianNya.
Rahmat keagungan dari Allah semoga selalu tercurah atas Sayidina Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Rasul dan NabiNya yang terpilih. Semoga rahmat itu terlimpah atas keluarga beliau dan keturunan beliau yang dijaga kebaikannya, juga atas para sahabat dan umat beliau semuanya. (Amiin,,,).
Berkata Al-Faqih Az-Zahid Al-‘Alim Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi[1] Radhiyallaahu ‘Anhum Wa ardlohum, “Ketika aku memerhatikan bahwa, wajib bagi seseorang yang telah diberi rizki oleh Allah berupa makrifat (mengenal) tata krama kepada Allah, diberi rizki berupa ilmu, rizki berupa kemauan memikirkan hikmah dan nasihat nasihat, diberi rizki untuk mempelajari perjalanan orang-orang shalih dan bersungguh sungguh dalam mengagungkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengajak manusia ke jalan Allah sebagaimana dikatakan dalam Kitabullah :
أُدْعُ إِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ . الاية.
“(Wahai Muhammad), ajaklah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan berdebatlah” (dan seterusnya hingga akhir ayat). (An-Nahl : 125)
(Nabi pun senantiasa melakukannya dengan tidak bosan bosannya memberi nasihat) Sebagaimana disebutkan dalam Sunnah (Hadits) riwayat sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anh, beliau berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ أَحْيَانًا مَخَافَةَ السَّامَةِ عَلَيْنَا
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam senantiasa memerhatikan kami dengan nasihat nasihat di berbagai kesempatan karena takut kami mengalami kebosanan” (Maksudnya bosan beribadah, semangatnya melemah),
(karena memerhatikan itu semua), maka Aku (Penulis / Syaikh Nashr bin Muhammad As-Samarqandi) mengumpulkan dalam kitabku ini nasihat nasihat dan hikmah yang menyejukan bagi orang yang memerhatikan dan memikirkannya.
Wasiatku bagi orang yang mengaji kitab ini adalah hendaknya ia berniat pertama untuk mengingatkan dan tafakkur akan keadaannya sendiri . Kemudian dia mengharap ganjaran dari Allah dengan mengingatkan orang lain. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kita untuk melakukan hal itu dan sunnah Nabi pun menyebutkannya.
Allah Ta’ala berfirman : (QS. Ali Imran/2 : 79)
كُوْنُوْا رَبَّانِيِّيْنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتابَ
“Jadilah kalian orang-orang rabbaanii, dengan selalu mengajarkan Al-Kitab”.
Berkata sebagian mufassirin (ahli tafsir), maknanya “Jadilah kalian ‘aamiliin (orang-orang yang mengamalkan) Al-Qur’an yang kalian ajarkan kepada manusia”.
Allah berfirman dalam ayat yang lain :
إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba hambaNya hanyalah ulama” (Fathir/35 : 28)
Dan Allah berfirman kepada NabiNya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ.
“Wahai orang yang berselimut. Bangunlah dan berilah peringatan” (Al-Muddatsir/74 : 1-2)
Dan Firman Allah dalam ayat yang lain : (QS. Adz-Dzariyat/51 : 55)
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang yang beriman”
Dan diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda :
تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ
“Tafakkur sesaat (satu jam) lebih baik dari pada ibadah setahun”
Dan barangsiapa berpaling dari merenungi hikmah-hikmah, nasihat-nasihat dan laku perjalanan para ulama terdahulu, maka orang itu pasti akan terkena salah satu dari dua keadaan:
Pertama, ia menjadi orang yang amalnya penuh kekurangan (sedikit) tapi menyangka dirinya termasuk dalam golongan saabiqiin (orang-orang yang terdepan dalam kebaikan).
Kedua, ia menjadi orang yang bersungguh-sungguh dalam amal sehingga amal-amalnya itu tampak besar/ agung di matanya lalu ia pun mengagungkan dirinya sendiri di atas orang lain. Maka batallah usahanya dan rusaklah amalnya.
Maka, jika seseorang memerhatikan hikmah, nasihat dan perjalanan orang-orang shalih, akan bertambahlah rasa hausnya atas ketaatan, dan ia semakin mengenal kekurangannya untuk sampai pada derajat seperti orang-orang shalih.
Kita memohon kepada Allah taufiq, kemudahan untuk melakukan sebaik-baik amal, dan mendapatkan keberkahan yang agung. Sesungguhnya Dia Maha Memberi dan Maha Kuasa. Amin.
Catatan :
1. Allah memerintahkan RasulNya untuk mengajak manusia ke jalanNya. Kita pun demikian, kita diperintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajak manusia ke jalan Allah yang dimulai dari diri kita sendiri.
2. Tafakur (memikirkan) nasihat nasihat dari Al-Qur’an, hadits dan perjalanan para ulama itu lebih baik daripada ibadah (sunnah) satu tahun.
3. Orang yang berpaling dari nasihat dan laku lampah para ulama akan menjadi orang yang celaka (amalnya sedikit tapi merasa banyak atau amalnya banyak tapi bangga diri)
Wallahu A’lam
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah
Kertanegara, Rabu Pon, 23 Januari 2019 M/ 17 Jumadil Awwal 1440 H
(Repost)
Pencatat :
Wawan Setiawan
[1] Selanjutnya jika disebut Al-Faqih, maka yang dimaksud adalah beliau, Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi
Selanjutnya dapat dibaca di https://www.mqnaswa.id/hal-yang-paling-ditakutkan-rasul-akan-menimpa-umat-islam/
One Reply to “Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin – Muqaddimah”