Tengadah atau Menunduk ketika Do’a Wudlu ?

1 min read

Tengadah atau Menunduk ketika Do’a Wudlu ? Manakah yang dianjurkan oleh para ulama. Inilah penjelasannya.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Wudlu adalah aktifitas rutin bagi umat Islam. Wudlu memiliki kemuliaan yang tinggi, sampai-sampai salah satu amalan dari orang yang inging agar jasadnya utuh di dalam kubur adalah “dawaamul wudlu” (selalu dalam keadaan berwudlu). Dalam thariqah Naqsyabandiyah misalnya, memberikan perhatian yang sangat besar dalam hal wudlu. Dikatakan dalam adab Thariqah tersebut bahwa, adab seorang murid thariqah salah satunya adalah menjaga kesucian lahir (dengan wudlu) yang akan berdampak pada kesucian batin. Mengenai hal ini baca pengajian wudlu bathin dengan penjelasan yang luas dari Kyai Shaleh darat dalam kitab Latha-ifuth Thaharoh (rahasia bersuci) di : https://www.mqnaswa.id/wudlu-batin-1-pemahaman-ayat-wudlu-dari-kiai-shaleh-darat/

Namun, pada langkah permulaan, kita harus belajar dulu “syari’at wudlu” dengan benar dan baik. Pahami tata cara wudlu dengan semaksimal mungkin. Lakukan setiap rukun wudlu dengan sesempurna mungkin. Kemudian hafalkanlah do’a do’a yang mengiringi setiap basuhan dan usapan. Do’a sebelum berwudlu, do’a membasuh telapak tangan, do’a membasuh tangan kanan dan kiri dan seterusnya. Do’a do’a wudlu ini dapat anda baca lengkap di : https://www.mqnaswa.id/wudlu-doa-doa-pendek-yang-mengiringi-basuhan-wudlu/

Kali ini kami sampaikan do’a setelah berwudlu yang dituliskan oleh Syaikh Asnawi Kudus dalam kitab Fasholatan, kitabnya sangat kecil, mungil, ringkas dan mudah. Dalam kitab tersebut dituliskan :

“Setelah wudlu, disunnahkan membaca do’a wudlu. Do’a setelah berwudlu disunnahkan menghadap kiblat, mengangakat tangan, seraya melihat ke atas (tengadah), kemudian membaca do’a :

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه

Hamba bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah saja. Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه

Dan hamba bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad  adalah hamba dan utusan-Nya.

أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ

Ya Allah, muga muga Tuan jadikan hamba termasuk golongan “ahli taubat”

وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

muga muga Tuan jadikan hamba termasuk golongan “ahli suci”

وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Semoga Tuan jadikan hamba termasuk golongan “hamba yang shalih”

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ

Maha Suci Engkau yang Allah lagi Maha Terpuji

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اَنْتَ

Hamba bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali hanya Engkau saja.

أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Hamba mohon ampun dan bertaubat pada Tuan

 

Setelah kita sunnahkan membaca surat Al-Qadr sebanyak 3 kali. Ketika membaca Al-Qadr, tidak apa jika tidak menghadap kiblat, tidak mengangakat tangan dan tidak menengadahkan kepada, tidak mengapa”.

Demikian semoga Allah menolong kita memperbaiki ibadah kita kepada-Nya. Amiin,,,

 

Wallahu A’lam
Alhamdulillahi robbil ‘aalamin

Kertanegara, MQ. Naswa
Selasa Pon, 10 Maret 2020 M / 15 Rajab 1441 H
Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *