Rukyatul Hilal
Bismillahir rahmanir rahim
Pertanyaan:
Zaman yang canggih begini mengapa masih menunggu rukyat, bukankah lebih modern pakai ilmu astronomi atau Hisab dan lebih praktis?
Jawab:
Di Pesantren Nahdlatul Ulama, ilmu Hisab sudah sangat lama di pelajari dan banyak menghasilkan ulama pakar Hisab. Jadi Hisab bukan ilmu modern meski dengan nama astronomi.
Di lingkungan Nahdlatul Ulama dari berbagai jenjang struktur, menjelang Ramadlan atau akhir Ramadlan tetap dilakukan upaya Rukyatul Hilal oleh Lajnah Falakiyah, di berbagai daerah. Hal semacam ini sesuai sunnah di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
عن ابن عمر قال تراءى الناس الهلال فأخبرت رسول الله صلى الله عليه وسلم أنى رأيته فصامه وأمر الناس بصيامه
“Ibnu Umar berkata bahwa para sahabat berupaya melihat hilal. Lalu saya kabarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa saya melihatnya. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpuasa dan rukyamemerintahkan umat Islam berpuasa.” (HR. Abu Dawud, al-Baihaqi dan al-Hakim, ia menilainya sahih)
Masalah Hisab dan Rukyat ini bukan masalah modern atau tidak, melainkan mematuhi perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau tidak. Memang di dalam madzhab Syafi’iyah ada yang memperbolehkan, namun dengan syarat hanya boleh diikuti oleh orang yang mempercayainya saja, bukan untuk masyarakat luas. Jadi kelompok yang lain memilih Hisab pada hakikatnya telah mengikuti madzhab Syafi’iyah.
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
_______________
Sumber : buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
_______________
Ubaidillah Fadhil Rohman
Mengenai Rukyat Internasional baca di : https://www.mqnaswa.id/rukyat-internasional/
Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/104928/mengapa-allah-tak-merahasiakan-malam-nisfu-syaban-