Roti Dajjal

1 min read

Roti Dajjal adalah sebuah pertanyaan yang diajukan oleh seorang Badui ke hadapan Rasulullah, yang membuat beliau tersenyum. Berikut ceritanya.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam selalu berwajah cerah. Kala berwajah muram, berarti beliau sedang mengghadapi masalah serius. Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallamsehari-hari di kenal berwajah cerah,murah senyum dan bersikap ramah kepada siapapun. Jadi,kalau para sahabat  mendapati Rasulullah sedang berwajah muram, hampir bisa di pastikan, beliau sedangmengahadapi masalah yang sangat berat. Dalam keadaan seperti itu, para sahabat menjadi segan dan sangat berhati-hati untuk mendekati beliau.

Para sahabat di Madinah dan Makkah sangat nyaman berdekatan dengari Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Ketika diajak berbincang, meski yang mereka bicarakan hanya perkara kecil sehari-hari, beliau menanggapi dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka merasa sangat dihormati. Apabila di tengah pembicaraan itu ada yang lucu, beliau akan tersenyum dan tertawa. Kalau dimintai nasihat, Rasulullah segera mencarikan jalan keluarnya.

Suatu ketika wajah rasulullah kelihatan muram. Para sahabat sudah tahu bahwa beliau sedang menghadapi masalah serius, karena itu mereka tidak banyak yang bertanya.

Roti Dajjal

Namun saat itu tiba tiba datang seorang Badui ingin bertemu Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Para sahabat sudah melarangnya, sebab mereka mengetahui bahwa beliau sedang mengahadapi masalah berat. Si badui, yang wataknya kasar tapi suka berterus terang, tetap  ngotot untuk dapat segera bertemu Rasulullah.

“Biar aku bertanya kepada Rasulullah. Lagian, mana mungkin aku akan membiarakan beliau tetap dalam kesedihan… aku ingin menghiburnya.’’

Karena alasan itu di anggap masuk akal, para sahabat membiarkan dia menemui Rasulullah. Ketika sampai di hadapan Rasulullah, Badui itu bertanya :

“Ya Rasulullah, aku telah mendengar berita tentang akan datangnya Dajjal yang menawarkan roti dan kuah. Menurut kisah yang aku dengar, pada waktu itu, kalau tidak menuruti apa yang diinginkan Dajjal, kita akan mati kelaparan”

Lalu, apakah aku harus mempertahankan diri (mempertahankan iman dengan) menolak roti Dajjal itu, sehingga aku akan mati dalam keadaan kelaparan. Atau aku makan saja roti itu, (nurut kepada Dajjal) sehingga aku kenyang, tapi kemudian aku (segera bersyahadat lagi), beriman kepada Allah dan  meninggalkan Dajjal?’’

Mendengar pertanyaan lugu itu, Rasulullah tersenyum, wajah beliau berubah. Beliau berkata, ‘’Tidak…. (kamu tidak perlu nurut kepada Dajjal). (Tapi kamu juga tidak perlu takut kelaparan). Kamu akan dicukupi oleh Allah, sebagaimana Allah mencukupi orang-orang yang beriman’’.

Inilah kecerdasan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa sallam, yang mampu menjawab pertanyaan Orang Badui itu dengan jawaban yang paling tepat, tidak tergantung kepada pilihan yang dibuat si Penanya, tetapi bisa memberikan alternatif yang lebih baik,sekaligus merupakan nasihat yang menyelamatkan.

Rasulullah sangat senang mendapat pertanyaan pertanyaan dari para sahabat yang ingin memahami agama. Apalagi si Badui ini lugu dan terus terang. Juga, dalam kisah ini banyak sekali hikmahnya. Di antaranya, melihat pada zaman sekarang. Kita seringkali takut kelaparan, kemiskinan dan kesusahan jika kita memegangi ajaran agama dan sunnah Rasulullah. Kita rela meninggalkan agama demi mendapatkan “roti Dajjal” (semua kesenangan-kesenangan) di dunia ini yang menjerumuskan pada dosa. Semoga Allah menjaga kita semua. Amiin amiin,,,

Alhamdulillaahi robbil ‘alamin

Ingin membaca Kisah kisah Nabi yang indah? Klik : https://www.mqnaswa.id/category/kisah-super/kisah-nabi/

Bayi Kanjeng Nabi dan Turunnya Hujan

Sayidah Halimah Berkisah Perjumpaannya Kembali dengan Rasulullah

Sumber :

Mutiara Rasul dalam Majalah AlKisah No. 26/Tahun VI
Hlm. 88-89 (Dengan penyesuaian dan tambahan)

 

Diketik ulang oleh : Nadhifah el-Naswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *